Maka dari itu, dalam penjabarannya, naratif studi adalah salah satu pendekatan dalam metode kualitatif di mana peneliti menceritakan dengan cara meng-konstruksikan pengalaman ataupun keadaan dari awal-sedang-setelah, atau dari awal sampai akhir, atau bisa juga dalam kurun waktu tertentu dengan berkronologi.
Sehingga, contoh dari penelitian dengan metode ini pun dapat ditemukan dan digunakan dalam bentuk biografi dan sejarah hidup, karena memang hal ini melibatkan penceritaan, mengingat kembali – dan menceritakannya tentang bagaimana seseorang memahami kejadian dalam hidupnya. Bentuk lainnya ialah ‘pengalaman guru dalam mengajar’, misalnya (McAlpine, 2016).
Meskipun studi ini berasal dari literatur, sejarah, antropologi, sosiologi, sosio-linguistik, dan pendidikan, khazanah keilmuan lain pun telah mengadopsi metode ini untuk mempelajari organisasi, perkembangan manusia, psikologi, dan studi gender.
Bagaimana cara melakukannya?
Prosedur untuk mengaplikasikan penelitian ini adalah dengan berfokus kepada satu atau dua individu dimana data dikumpulkan melalui cerita mereka, pelaporan pengalaman individu, dan memiliki urutan kronologi (dengan menggunakan life course stages: masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia) dari arti pengalaman tersebut bagi mereka (Creswell, 2007).
Kalau fokus kepada pengalaman satu dua individu, apa bedanya dengan fenomologi?
Letaknya di fokus kajiannya. Bila pada fenemonologi fokusnya adalah pengalaman individu terhadap sesuatu hal. Maka, dengan naratif, individu tersebut akan berkisah mengenai proses ataupun perjalanan. Dapat ia menceritakan secara acak, nanti peneliti yang akan menyusunnya.
Jadi, bila di fenomenologi akan mengkaji bagaimana rasanya menjadi pemetik daun teh. Maka pada naratif studi, tentang proses ia menjadi pemetik daun teh.
Penerapan prosedur tersebut
Creswell (2007) dengan menggunakan pendekatan oleh Clandinin dan Connely sebagai panduan umum, menyatakan untuk tidak mengikuti secara kaku, melainkan tetap berpegang pada topik.
- Pastikan apakah masalah penelitian mengharuskan penggunaan naratif. Pendekatan ini cocok digunakan untuk menangkap detail cerita atau pengalaman hidup seseorang ataupun sekelompok orang.
- Pilih satu individu atau lebih, yang memiliki cerita atau pengalaman hidup yang dapat diceritakan, dan habiskan waktu sebaik mungkin dengan mereka sembari mengumpulkan berbagai jenis informasi dari penuturan yang ada. Informan boleh memberikan cerita mereka dalam sebuah jurnal atau diari, atau peneliti sendiri yang mengobservasi individu tersebut dan merekamnya atau mencatatnya dalam catatan lapangan (field notes). Peneliti pun juga bisa mengumpulkan surat-surat–atau chat yang diterima atau dikirimkan individu; mengumpulkan dokumen, memo atau surat menyurat terkait individu tersebut; atau juga dengan foto-foto sampai dengan artifak. Setelah mengevaluasi semua hal ini, peneliti merekam atau mencatat pengalaman individu tersebut.
- Kumpulkan informasi berkaitan dengan konteks cerita individu tersebut. Peneliti naratif menempatkan suatu cerita berdasarkan pengalaman personal individu (pekerjaan mereka, rumah mereka), budaya individu tersebut (ras atau etnis), dan konteks historis individu tersebut (waktu dan tempat).
- Analisa cerita individu tersebut dan “ceritakan kembali” ke dalam sebuah kerangka kerja yang dapat dimengerti. Dari Ollerenshew & Creswell dalam Creswell (2007), kerangka kerja yang dimaksud dapat berisikan kumpulan cerita, analisa elemen-elemen kunci (cth, waktu, tempat, plot, dan situasi), dan menuliskan kembali cerita-cerita tersebut untuk meletakkannya dalam suatu kronologi. Karena terkadang saat individu menuturkan ceritanya, mereka tidak menceritakannya dalam sebuah kronologi yang padu. Maka, selama proses penceritaan kembali oleh peneliti, peneliti menyusun dan menghubungkan kembali hal tersebut dari satu kejadian ke kejadian berikutnya.
- Berkolaborasilah dengan informan tersebut secara aktif selama peneliti melakukan “penceritaan kembali”.

Referensi
Creswell . (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches. SAGE Publishing
McAlpine, Lynn. (2016). Why might you use narrative methodology? A story about narrative. Eesti Haridusteaduste Ajakiri, 4 (11), 32-57.