Sebagaimana adanya kata “case” yang diartikan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kasus. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengkaji sesuatu yang khas dari sebuah fenomena yang ada. Tentang sisi ‘apa’ dan ‘bagaimana’ sesuatu itu terjadi (Yin, 2007).
Maka, partisipan dan kasus pun dipilih berdasarkan nilai khasnya tersebut. Hasil dari studi ini, saking ia berfokus langsung kepada kasus spesifik, dapat digunakan untuk diterapkan pada kasus dan konteks lainnya. Tentu bukan generalisasi pada populasinya, melainkan pada teori yang dihasilkan (Yin, 2009). Karena secara menyeluruh, pendekatan ini mendalami apa, bagaimana dan mengapa yang menjadikan suatu kasus itu berbeda (Merriam, 2009).

Kasus di sini dapat berupa individu yang merupakan bagian kasus dari sebuah fenomena, suatu program, grup, institusi, komuniti, atau sebuah kebijakan. Elemen spesial pada studi kasus adalah kekhususannya, deskriptif, dan heuristik.
Kekhususan maksudnya, studi ini fokus pada situasi, kejadian, program atau fenomena tertentu saja. Hal tersebut penting karena pendekatan ini akan menunjukkan ada apa dibalik sebuah fenomena.
Deskriptif maksudnya, hasil dari kajian akan padat, karena ‘banyak’nya deskripsi atas fenomena yang dikaji.
Atas dasar itu semua, heuristik berarti, studi kasus akan menjelaskan dan menerangkan pada para pembaca tentang fenomena yang dikaji. Studi ini akan memaparkan tentang makna baru, mengembangkan pengetahuan pembacanya, atau bahkan mengonfirmasi apa yang telah diketahui.
Kapan Menggunakan Studi Kasus?
Selain karena kekhususan yang memang menjadi fokusnya, kemampuan metode ini untuk mewadahi pengungkapan suatu fenomena dan pengetahuan yang sulit diakses dapat menjadi alasan untuk menggunakan tipe kajian ini.
Jadi, ia menjadi studi kasus ketika ianya mengkaji satu fenomena menyeluruh (single bounded system).
Menerapkan Kajian Ini
- Peneliti sebaiknya cukup familiar dengan bidang studinya sehingga dapat memahami konsep dan teori/ metode yang relevan dengan kajiannya. Seperti mereka harus tahu kenapa studi ini dilakukan, bukti apa yang dicari, variasi empiris apa yang mungkin akan muncul saat kajian berlangsung (termasuk bagaimana jika hal tersebut memang terjadi), dan apa yang akan membantu dan menghambat proses kajian (Yin, 2009).
- Identifikasi isu, topik, atau kasus yang akan dikaji.
- Bangun pertanyaan-pertanyaan kajian dan pedoman etik untuk membantu selama proses penelitian
- Kumpulkan dan susun data yang berhasil dikoleksi selama proses pengumpulan data
- Hasilkan dan tes pernyataan-pernyataan analisis dari analisis harian yang dilakukan dalam sekali pengambilan data
- Interpretasikan atau jelaskan pernyataan analisis tersebut
- Tuliskan laporan studi kasus tersebut
- Penyelesaian dan penerbitan.
Referensi
Bassey, M. (1999). Case study research in educational settings. Teacher Development (Vol. 4).
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
Yin, R. K. (2009). Case study research: Design and methods (4 ed.). Los Angeles, CA: Sage.