Pemeriksaan Arsip/ Artefak

Menggunakan arsip atau artefak sebagai cara mengumpulkan data dalam metode kualitatif adalah sama pentingnya sebagaimana observasi dan wawancara.

Maka, baik dengan membaca buku secara elektronik maupun konvensional, di dalam perpustakaan maupun mandiri, pengumpulan data akan tetap merujuk pada pertanyaan-pertanyaan, firasat yang terarah, dan temuan yang muncul.

“… setiap buku, setiap artikel majalah, mewakili seseorang yang posisinya setara dengan informan antropolog ataupun informan sosiologis…”Glaser dan Straus (dalam Merriam, 2009)

Apalagi dalam keadaan penelitian yang memang akan mengarahkan pada arsip-arsip.

Gambaran pengumpulan data pada penelitian siswa dalam suatu kelas

Misalnya, penelitian di atas, tentunya akan mengarahkan kita untuk turut melihat tugas-tugas siswa, arsip-arsip kegiatan belajar mengajar, dan hal terkait lainnya. Selain daripada itu, tentunya artikel-artikel yang berkenaan dengan penelitian tersebut yang ada di internet pun dapat termasuk di dalamnya.

Maka dari itu, peneliti harus tetap rajin, bersikap terbuka dan peka dalam menemukan dokumen-dokumen yang berkait dengan penelitiannya.

Menentukan keaslian dan ke-akuratan dari sebuah dokumen pun adalah bagian dari proses penelitian itu sendiri. Demikian adalah tanggung jawab investigator untuk menentukan sebanyak mungkin informasi tentang dokumen tersebut, keasliannya, alasan pembuatan, penulisnya siapa, dan konteksnya bagaimana. Selain dari identitas artikel itu sendiri.

Manakah yang data itu?

Referensi

Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top