Kenapa Menggunakan Kualitatif?

marten-newhall-226045-unsplash

1. Ingin Memahami

Peneliti kualitatif tertarik untuk memahami bagaimana orang memaknai pengalamannya, bagaimana seseorang melihat dirinya, dan bagaimana orang menilai pengalamannya itu. Misalnya, daripada ingin mengetahui berapa kali petinju profesional K.O sebelum akhirnya menjadi petarung terbaik dunia, peneliti kualitatif akan fokus pada bagaimana petinju tersebut menghadapi kekalahannya, bagaimana proses ia menjadi seperti saat ini, bagaimana ia memandang dirinya yang saat ini terbaik di dunia. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, peneliti ingin memahami fenomena yang ada di depannya.

check-clipart-6

2. Tidak ada atau Belum adanya Teori

Seringnya, peneliti menggunakan kualitatif karena tidak adanya atau kurangnya teori yang ada untuk menjelaskan atau untuk mengakomodir fenomena/ permasalahan yang ada (Merriam, 2008). Hal ini wajar terjadi, karena metode ini memercayai bahwa aktifitas makhluk hidup begitu dinamis dan masing-masing memiliki caranya sendiri dan unik, sehingga teori yang telah ada belum tentu sesuai dan menggambarkan pengalaman tertentu maka dari itu hal ini dapat terjadi.

Adapun teori-teori yang digunakan dalam kajian kualitatif, digunakan sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan, bukan untuk diuji.

yiran-ding-1179161-unsplash
Photo by Yiran Ding on Unsplash

3. Menyusun Kembali

Sebagai hasil akhirnya nanti, apa yang ada di lapangan, menurut Craswell 2007 peneliti akan meng-konstruktif kannya. Artinya dengan contoh sebelumnya dengan petinju di atas, pengalaman yang dipaparkan oleh petinju tersebut akan menjadi data yang nantinya akan dibangun kembali oleh peneliti, dalam hal ini ‘biografi’ adalah salah satu contoh dari produk kualitatif. Adapun untuk skema kejadiannya, bergantung pada topik atau tema yang akan diangkat oleh peneliti berdasarkan alasan-alasan tertentu yang diperlukan.

Jadi, selain ditentukan dari masalah atau topiknya, tiga hal tersebut di atas dapat menjadi alasan bagi seseorang untuk menggunakan kualitatif atau menjadi peneliti kualitatif. Yaitu ingin memahami, ketiadaan teori dan keinginan untuk merunutkan ‘puzzle’ yang ada di lapangan.

Lebih lanjut menurut ahli, di sini

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top