ebagai pengingat atau sekedar dukungan untuk Anda yang tengah meragu apakah telah menggunakan atau akan menggunakan metode kualitatif dengan sesuai, sebelumnya penulis telah merangkumnya menjadi suatu konsep dalam 3 langkah pemahaman pada halaman Kenapa Menggunakan Kualitatif?
Kali ini, penulis menempatkan diri sebagai peneliti kualitatif akan memenuhi ‘kewajiban’ pengguna kualitatif yang harus juga memberikan perspektif lainnya, maka berikut ini adalah penjelasan Creswell, seorang ahli dalam bidang metode kualitatif yang terkenal dengan metode Mix Method nya mengenai kapan kita dapat menggunakan metode ini.

Dalam bukunya, Creswell (2007) menjabarkan kondisi-kondisi atau saat-saat yang bagaimana kita menggunakan kualitatif, penjelasannya tersebut telah dirangkum sebagai berikut:
1. Adanya masalah atau isu yang perlu di eksplor

Eksplorasi ini diperlukan karena alangkah lebih baik langsung menuju ke permasalahannya dan berhubungan langsung dengan pihak atau hal yang terlibat, daripada menggunakan informasi dari literatur atau dari penyampaian orang lain yang mana informasi tidak lagi relevan dan kemungkinan telah banyak mengalami modifikasi atau transformasi untuk kepentingan, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Pendekatan ini mengutamakan informasi asli, langsung, dari yang mengalami isu tertentu.
2. Memerlukan pemahaman mendetail dan kompleks mengenai suatu isu
Hal detil yang dimaksudkan di sini adalah informasi yang baru kita akan dapat dengan cara berbicara langsung dengan orang-orang, pergi ke rumahnya atau ke tempat di mana ia bekerja, dan membuat mereka menceritakan pengalamannya dimana di saat yang sama kita pun punya ekspektasi atau ‘bekal’ dari bacaan literatur yang telah kita pelajari sebelumnya.
3. Mendorong agar berani berbicara

Hal ini saling terkait dan berhubungan. Fokus pengguna kualitatif pada keaslian data dan pengalaman langsung dari partisipan memerlukan waktu dan momentum di mana diantara peneliti dan partisipan memerlukan waktu untuk menjadi akrab dalam artian partisipan merasa nyaman untuk berbicara. Hal ini baik secara langsung maupun tidak, peneliti kualitatif mendorong seseorang untuk berani berbagi kisahnya menjadikan mereka merasa baik-baik saja dengan hal itu, yang mana disaat yang bersamaan kita ingin meminimalisir jarak atau gap peneliti-partisipan yang biasanya terjadi sehingga kita pun membangun hubungan baik dengan partisipan tersebut.
4. Ingin menulis karya ilmiah yang kreatif
Kita dapat menggunakan kualitatif saat kita ingin menulis literasi, alur cerita yang fleksibel yang dapat ditunjukkan melalui seni teater misalnya atau puisi, tanpa ada batasan-batasan tata tulis akademik yang berlaku karena dari alur kerjanya yang in-depth kualitatif memiliki otoritas dalam menyajikan penelitian yang dilakukan dengan metode ini.
5. Kita ingin mengetahui konteks atau kondisi yang berlaku pada partisipan
Karena kita tidak dapat memisahkan apa yang seseorang katakan dan konteks dari apa yang dibicarakannya.
6. Mem-follow up Kuantitatif
Untuk mem-follow up penelitian kuantitatif dan membantu menjelaskan hubungan ataupun mekanisme teori atau model sebab- akibat. Statistik atau kuantitatif memberikan gambaran umum dari trend, kumpulan, dan hubungan, tapi tipe ini tidak memberikan kita alasan atau pengetahuan tentang “mengapa” seseorang merespon seperti itu, juga tidak memberikan tentang perilaku yang mengiringi hal tersebut, yang mana hal ini dapat dilakukan dengan kualitatif.
7. Membangun Teori
Untuk membangun teori ketika teori yang ada untuk populasi tertentu tidak dapat mencakup kompleksitas masalah yang tengah di teliti. Sebagaimana diketahui bahwa dengan kualitatif memandang masalah secara detil dan kompleks, di mana dapat dipahami bahwa setiap daerah, setiap orang ataupun setiap kelompok tertentu memiliki ciri atau ke-khasannya masing-masing yang besar kemungkinannya teori atau model yang ada, belum mencakup atau belum memenuhi keadaan mereka hari ini. Maka dari itu, untuk mendapatkannya, metode kualitatif diberlakukan.
8. Hasil Analisis Statistik atau Ukuran Kuantitatif Tidak Pas
Interaksi antar manusia, sulit digambarkan dengan angka atau dengan skala satuan yang ada dan juga ukuran yang ada bisa jadi tidak sensitif pada isu yang ada seperti misalnya perbedaan gender, budaya, ras, status ekonomi, dan ciri khas individu. Pada tingkatan di mana kita memerlukan pemahaman atas spesifikasi unik dari setiap individu dalam studi kita, pendekatan kualitatif secara sederhana memang yang paling pas untuk mengakomodir masalah tersebut.
Demikian menurut Cresswell (2007) mengenai keadaan-keadaan di mana pendekatan kualitatif dapat digunakan. Selamat melakukan penelitian kualitatif!