Pada konsepnya, etnografi melibatkan studi lapangan yang cukup memakan waktu untuk mengetahui kebiasaan, norma, ritual dan rutinitas dari masyarakat atau sekelompok individu dalam suatu lingkungan yang diteliti (Yin, 2011).

Nah, disebut dengan etno-metodologi, untuk memahami bagaimana masyarakat memiliki kebiasaan tersebut dalam kesehariannya atau dalam konsep kebudayaan yang mereka anut.
Mengikuti perkembangannya, meskipun entografi berawal dari rumpun antropologi, saat ini peneliti dari disiplin lain pun sudah banyak yang mengadaptasi pendekatan ini. Contohnya, saat ini sudah ada etnografi kritis, etnografi feminis, dan auto-etnografi. Satu faktor yang menyatukan tipe-tipe ini adalah satu, yaitu fokusnya pada sosial manusia dan budaya.
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini ialah deskripsi kebudayaan. Van Maanen dalam Merriam (2009) menyatakan bahwa, “Hasil dari metode ethnografi adalah deskripsi kebudayaan. Dimana hal ini hanya dapat diperoleh dari kajian dalam kurun waktu yang intim dengan masyarakat dalam setting sosial yang berlaku. Termasuk di dalamnya, bahasa yang digunakan dalam setting tersebut, partisipasi dalam kegiatan yang ada di sana, dan yang paling penting, kebergantungan informasi secara intensif pada informan dari lingkungan tersebut.”
Cara Mengumpulkan Data
Angrosino dalam Sangasubana (2011) menyatakan ada tiga cara untuk mengumpulkan data dalam konteks etnografi: observasi, wawancara, dan riset dokumen/ arsip.
Prosedur Penelitian Etnografi
Singleton dan Straits dalam Sungasana (2011), menghimpun cara-cara berikut ini untuk melakukan penelitian etnografi:
- Menentukan masalah: Tentukan fokus studi dengan menyusun masalah yang diharapkan akan dipelajari lebih lanjut.
- Memilih alur penelitian: Pertanyaan pertama ialah mengetahui dan memutuskan di mana untuk memulai studinya.
- Mendapatkan akses: Bagaimana Anda masuk ke kelompok yang akan dikaji? Anda mungkin memerlukan izin resmi yang akan membantu selama kajian berlangsung, atau melalui teman. Juga, bisa saja Anda mengupayakan cara masuk dengan berpartisipasi sebagai relawan dahulu daripada sebagai peneliti, untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
- Mengenalkan diri: Anda perlu memikirkan bagaimana Anda akan menampilkan diri di lapangan. Apakakah akan melakukan penelitian secara rahasia? Peran apa yang akan Anda adopsi dan berhubungan dengan orang lain? Seberapa aktif atau seberapa jauh Anda akan ‘masuk’ ke kehidupan orang lain? Kalau Anda menampilkan diri sebagai peneliti, apakah mereka dapat menerima peran tersebut di kehidupan sehari-hari.
- Mengumpulkan dan merekam data: Kadang mengumpulkan dan merekam data dapat menjadi sulit. Informasi seperti apa yang harus direkam atau diambil secara bersamaan? Jika Anda tidak dapat merekam secara keseluruhan di lapangan, apa yang akan Anda lakukan? Selalulah membawa buku kecil untuk mencatat hal-hal yang sekiranya perlu di lapangan.
Tentu saja cara-cara tersebut di atas adalah tahap pengumpulan, setelah data terkumpul, kita akan memulai pengolahan data dan analisis. Namun, hal ini akan dituliskan dalam artikel berikutnya.
Referensi
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
Sangasubana, N. (2011). How to Conduct Ethnographic Research. The Qualitative Report, 16(2), 567-573. Retrieved from https://nsuworks.nova.edu/tqr/vol16/iss2/14
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish. New York: The Guildford Press.