Awalnya, istilah Triangulasi berasal dari dunia navigasi. Dimana posisi dapat diketahui dengan menyebutkan sudut-sudutnya.
Maka dari itu, secara konsep, Triangulasi artinya menggunakan lebih dari satu pendekatan untuk menjawab satu pertanyaan.
‘Lebih dari satu’, artinya bisa berasal dari penggunaan beberapa teori, beberapa sumber data, beberapa peneliti, dan beberapa metode untuk menjelaskan satu fenomena.

Teknik ini digunakan untuk mengonfirmasi sebuah temuan penelitian dan bisa juga untuk menjelaskan tingkat kompetensi suatu data.
Diketahui, ada 4 tipe triangulasi.

Denzin (2006) merangkum empat dasar tersebut menjadi:
- Triangulasi Investigator/ Peneliti: melibatkan lebih dari satu peneliti dalam suatu penelitian
- Triangulasi Data: melibatkan waktu, tempat/ lokasi, dan orang
- Triangulasi Metode: melibatkan lebih dari satu cara untuk mengumpulkan data, seperti wawancara, observasi, kuesioner dan dokumen
- Triangulasi Teori: menggunakan lebih dari satu skema teori dalam interpretasi fenomena penelitian
Melihat dari bermacamnya langkah dalam melakukan triangulasi. Keuntungan menggunakan triangulasi ialah tingginya tingkat validitas dan kredibilitas temuan penelitian.
Sementara, kekurangannya adalah adanya batasan atau limitasi bagi metode ini. Yaitu, tidak menghasilkan atau bukanlah suatu ukuran pasti. Jadi ia dapat memetakan dan menjelaskan hasil, tapi ia bukanlah skala ukuran.
Referensi:
Carter, N., Bryant-Lukosius, D., & Dicenso, Alba. (2014). The use of triangulation in qualitative research. Oncology Nursing Forum, 41(5), 545-547. doi: 10.1188/14.ONF.545-547
Denzin, N. (2006). Sociological Methods: A Sourcebook. Aldine Transaction. ISBN 978-0-202-30840-1. (5th edition).
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.