Wawancara

Wawancara diketahui sebagai salah satu cara yang paling sering ditemui pada penelitian kualitatif. Meskipun begitu, teknik pengumpulan data pada dasarnya tetap saja bersandar pada keperluan dalam menjawab objektif penelitian yang dilakukan.

Wawancara diperlukan ketika kita tidak dapat mengobservasi perilaku, perasaan, ataupun pendapat seseorang terhadap sesuatu. Juga penting bila kita ingin mengetahui pengalaman masa lalu yang mustahil untuk dipahami tanpa adanya wawancara.

Tipe Wawancara

TerstrukturSemi Struktur; Tidak Terstruktur

Pada wawancara terstruktur, biasanya digunakan saat narasumber sulit ditemui, jarak yang jauh, ataupun memerlukan jalur resmi atau formal yang biasa diperlukan untuk pejabat negara misalnya.

Wawancara ini memiliki urutan yang baku, selain berisi tentang identitas informan, script rancangan wawancara bila nantinya akan ditanyakan langsung, harus sama. Tidak ada pertanyaan lanjutan di luar pertanyaan dalam naskah.

Sementara Semi Struktur, diketahui dengan fleksibilitasnya dalam wawancara.

Naskah yang ada berperan sebagai panduan, sehingga pertanyaan lanjutan terkait wawancara dapat diajukan selama hal tersebut berada dalam kebutuhan wawancara

Dengan hal ini, otomatis wawancara Tidak Terstruktur artinya lebih fleksibel dari semi struktur. Karena satu-satunya acuan adalah objektif penelitiannya.

Biasanya bentuk wawancaranya berada dalam percakapan. Cara ini digunakan ketika peneliti tidak cukup tahu tentang apa yang ditelitinya, sehingga ia membutuhkan materi untuk itu. Maksudnya, setelah melakukan wawancara tidak terstruktur, peneliti akan memiliki materi lanjutan sehingga ia dapat memformulasikan pertanyaan wawancara kedepannya.

Referensi

Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top